Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku. —Mazmur 38:16
Albert Einstein pernah mengatakan, “Hanya ada dua hal yang kekal. Alam semesta adalah yang pertama. Yang kedua itu kebodohan manusia, dan saya tidak begitu yakin tentang yang pertama.” Sayangnya, memang seringkali kebodohan yang kita lakukan seakan tidak mengenal batas—demikian juga kerusakan yang dihasilkan oleh kebodohan kita dan keputusan-keputusan yang mendorong kita bertindak bodoh.
Di tengah masa penyesalan yang sedemikian dalam, Daud mencurahkan pergumulan dan keluh kesahnya kepada Allah dalam Mazmur 38. Sewaktu ia menuturkan kegagalan demi kegagalannya sendiri, disertai akibat-akibat menyakitkan yang harus ditanggungnya karena berbagai kegagalan itu, sang raja sekaligus gembala itu membuat komentar yang blak-blakan: “Luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku” (ay.6). Walaupun sang pemazmur tidak memberi kita penjelasan yang lebih rinci mengenai pilihan-pilihan buruk yang telah diambilnya atau luka-lukanya yang semakin membusuk, ada satu hal yang jelas—Daud menyadari bahwa kebodohan dirinyalah yang menjadi akar masalahnya.
Kebodohan yang begitu menghancurkan hidup itu dapat diatasi dengan cara menerima hikmat dari Allah. Amsal 9:10 mengingatkan kita, “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.” Hanya dengan mengizinkan Allah untuk mengubah diri kita, barulah kita dapat menanggulangi berbagai keputusan bodoh yang telah menjerumuskan kita ke dalam banyak kesulitan. Dengan tuntunan-Nya yang penuh kasih, kita dapat melangkah dalam jalan hikmat Allah. —WEC
Bapa yang terkasih, ampuniku karena berbagai sikap bodohku
yang seakan tak mengenal batas. Ajarku di dalam hikmat-Mu,
supaya hidupku bisa menyenangkan hati-Mu
dan menjadi berkat bagi orang di sekitarku.
yang seakan tak mengenal batas. Ajarku di dalam hikmat-Mu,
supaya hidupku bisa menyenangkan hati-Mu
dan menjadi berkat bagi orang di sekitarku.
Hikmat Allah diberikan kepada orang yang mau meminta-Nya dengan rendah hati.
No comments:
Post a Comment