Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. —Yohanes 16:33
Alfred Nobel menjadi kaya raya karena penemuan bahan dinamit, suatu benda yang juga mengubah cara orang berperang. Mungkin karena diliputi perasaan ngeri atas peperangan yang berlangsung dengan menggunakan dinamit, ia pun membuat suatu persyaratan dalam surat wasiatnya tentang suatu penghargaan yang akan dianugerahkan tiap-tiap tahun kepada orang-orang yang bekerja untuk mengupayakan perdamaian. Saat ini, penghargaan itu disebut Anugerah Nobel dalam bidang Perdamaian.
Wujud perdamaian Allah bagi dunia adalah Anak-Nya sendiri. Ketika Yesus lahir, pesan yang secara gamblang disampaikan para malaikat kepada para gembala adalah “damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk. 2:14).
Definisi alkitabiah untuk damai sejahtera, pertama-tama adalah damai sejahtera dengan Allah (Rm. 5:1). Dosa menyebabkan kita menjadi seteru Allah (ay.10), tetapi kedatangan Yesus ke bumi ini dan kematian-Nya di kayu salib memadamkan murka Allah. Sekarang kita dapat diperdamaikan dengan-Nya. Setelah memulihkan hubungan kita dengan Allah, kini Yesus memampukan kita untuk meruntuhkan segala rintangan yang menghalangi kita untuk berdamai dengan orang lain.
Jenis damai sejahtera lainnya adalah memiliki damai sejahtera dari Allah (Flp. 4:7). Kita tidak perlu lagi khawatir tentang apa pun, karena kita tahu kita dapat menyatakan segala permohonan kita kepada-Nya.
Setelah memberikan damai sejahtera, sekarang Yesus duduk di sebelah kanan takhta Bapa (Ibr. 12:2). Kini, kita dapat memiliki damai sejahtera dengan Allah dan damai sejahtera dari Allah. —CPH
Gita sorga bergema,
“Lahir Raja mulia!
Damai dan sejahtera
Turun dalam dunia.” —Wesley
(Kidung Jemaat No. 99)
“Lahir Raja mulia!
Damai dan sejahtera
Turun dalam dunia.” —Wesley
(Kidung Jemaat No. 99)
Damai sejati tidak datang dari tiadanya perang, melainkan dari hadirnya Allah. —Loveless
No comments:
Post a Comment