Thursday, April 4, 2013
Kasih Yang Merangkulku
Baca: 1 Yohanes 4:7-21
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. —1 Yohanes 4:11
Kasih adalah inti suatu hubungan yang bertumbuh subur. Kitab Suci menegaskan bahwa kita perlu menjadi orang yang mengasihi—mengasihi Allah dengan segenap hati kita, mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, dan mengasihi para musuh kita. Namun rasanya sulit untuk mengasihi ketika kita tidak merasa dikasihi. Baik anak-anak yang terlantar, orang-orang yang merasa diabaikan oleh pasangannya, ataupun orangtua yang terasing dari anak-anaknya, mereka semua merasakan betapa pedihnya kehidupan tanpa kasih.
Bagi setiap orang yang rindu untuk dikasihi, bersukacitalah karena mengetahui bahwa Anda dikasihi Allah dengan limpahnya. Pikirkanlah dampak luar biasa dari kasih- Nya yang dicurahkan bagi Anda di atas kayu salib. Renungkanlah kenyataan bahwa jika Anda telah percaya kepada-Nya, kasih-Nya akan menutupi kesalahan dan kegagalan Anda dan bahwa kini Anda mengenakan kebenaran-Nya yang tanpa noda (Rm. 3:22-24). Nikmatilah kenyataan bahwa tidak ada yang dapat memisahkan Anda dari kasih-Nya (8:39). Terimalah pemberian-Nya yang penuh kasih berupa masa depan yang telah terjamin bagi Anda, di mana Anda akan dikasihi untuk selamanya (Yoh. 3:16).
Ketika Yohanes berkata bahwa kita “haruslah . . . juga saling mengasihi,” ia menyebut kita sebagai “yang kekasih” (1Yoh. 4:11; lihat 3:1-2). Ketika menerima kenyataan bahwa Anda sangat dikasihi Allah, lebih mudah bagi Anda untuk menjadi pribadi penuh kasih yang sesuai dengan kehendak Allah bagi Anda—bahkan untuk mengasihi mereka yang tidak mengasihi Anda. —JMS
Andaikan jagad milikku
Dan ‘kuserahkan pada-Nya,
Tak cukup bagi Tuhanku-
Diriku yang diminta-Nya. —Watts
(Kidung Jemaat, No. 169)
Menerima kasih Allah bagi kita merupakan kunci untuk mengasihi sesama.
Labels:
kasih allah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment