Friday, March 22, 2013
Jadikan Hidup Bermakna
Baca: 1 Petrus 4:1-8
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian. —1 Petrus 4:1
Dalam pergumulannya dengan penyakit kanker, Steve Jobs, salah satu pendiri Apple Inc., berkata: “Mengingat kematian saya yang semakin dekat adalah tindakan terpenting yang pernah saya ambil untuk membantu saya mengambil keputusan-keputusan penting di dalam hidup. Karena hampir segala hal—segala tuntutan dari luar diri, segala kebanggaan diri, segala rasa takut akan dipermalukan atau gagal—semua ini akan luruh begitu saja menjelang kematian, dan yang tersisa hanyalah yang benar-benar penting.” Penderitaan Steve mempengaruhi keputusan-keputusan yang dibuatnya.
Sebaliknya, Rasul Petrus ingin mendorong para pembaca suratnya untuk menggunakan penderitaan mereka demi menggapai hidup yang bermakna dalam kekekalan. Ia juga ingin agar penderitaan dan kematian Yesus mengilhami mereka untuk rela menerima konflik rohani dan penganiayaan yang akan timbul sebagai akibat dari iman mereka kepada Yesus. Karena mereka mengasihi Yesus, penderitaan pun tak terhindarkan. Penderitaan Yesus dimaksudkan menjadi motivasi bagi mereka untuk melepaskan keinginan-keinginan berdosa dan rela taat kepada kehendak Allah (1Ptr. 4:1-2). Jika ingin menggapai hidup yang bermakna dalam kekekalan, mereka harus berhenti berkubang dalam kenikmatan yang sementara dan sebaliknya menggunakan sisa waktu hidup mereka untuk menyenangkan Allah.
Mengingat bahwa Yesus telah menderita dan mati untuk mengampuni dosa kita merupakan pemikiran terpenting yang dapat mengilhami kita dalam mengambil keputusan yang tepat hari ini dan menggapai hidup yang bermakna dalam kekekalan. —MLW
Yesus, Engkau telah menderita dan mati untuk menebus dosa kami;
kiranya kematian dan kebangkitan-Mu mengilhami kami untuk
tidak kembali pada kehidupan kami yang lama. Tolong kami
menjalankan tekad kami untuk taat pada kehendak-Mu.
Kematian Yesus menebus dosa masa laluku dan mengilhami ketaatanku di masa sekarang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment