Wednesday, February 27, 2013
Mengucap Syukur
Baca: Yohanes 11:32-44
Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.” —Yohanes 11:41
Suatu tragedi di tengah keluarga dapat meninggalkan kehampaan yang tak dapat diisi kembali oleh apa pun. Seorang bocah mengejar seekor kucing ke jalan raya lalu ditabrak sebuah truk. Ketika orangtuanya memeluk tubuh mungil yang sudah tidak bernyawa itu, sang kakak perempuan yang berusia 4 tahun hanya dapat menyaksikan dengan terpaku karena terguncang. Selama bertahun-tahun, kehampaan yang dialami karena peristiwa itu membuat keluarga itu terus bersedih. Ada perasaan yang membeku. Mati rasa menjadi sumber penghiburan. Rasanya tak mungkin dapat pulih kembali.
Penulis Ann Voskamp adalah si kakak yang berusia 4 tahun itu, dan duka yang timbul dari kematian adiknya telah membentuk pandangannya terhadap kehidupan dan Allah. Dunia tempat ia bertumbuh tidak mengenal konsep anugerah. Sukacita dianggap sebagai suatu pemikiran yang tidak realistis.
Sebagai seorang ibu muda, Voskamp bertekad untuk meraih sukacita dalam Alkitab yang terasa sulit untuk dialaminya. Kata sukacita dan anugerah berasal dari bahasa Yunani chairo, dan ia mendapatinya sebagai inti dari kata Yunani untuk ucapan syukur. Apakah memang sesederhana itu? pikirnya. Untuk menguji penemuannya, Voskamp memutuskan untuk mengucap syukur atas 1.000 anugerah yang telah dimilikinya. Ia memulai dengan perlahan, tetapi kemudian ucapan syukur pun mengalir dari hatinya dengan lancar.
Seperti halnya Yesus mengucap syukur sebelum, dan bukan sesudah, membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:41), Voskamp mendapati bahwa ucapan syukur membangkitkan sukacita yang semula telah musnah bersama dengan kematian adiknya. Sukacita datang dari ucapan syukur. —JAL
Tuhan, aku berterima kasih atas kuasa-Mu yang sanggup
membangkitkan orang mati. Kiranya perasaan sukacita
yang timbul dari ucapan syukur kami menjadi
benih-benih anugerah bagi mereka yang telah merasa putus asa.
Sukacita hidup datang dari hati yang mengucap syukur.
Labels:
mengucap syukur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment